TNI AL akan mengaktifkan kembali Skuadron Udara 100 yang telah vakum
dari dunia militer. Skuadron ini bertugas mengamankan kawasan perairan
Indonesia dengan memburu kapal selam asing.
Skuadron Udara 100 akan diperkuat oleh 11 unit helikopter AS-565 MBe
Panther buatan Airbus dan akan diterima secara bertahap oleh TNI AL
mulai tahun ini, menurut Defense Weekly IHS Jane.
Pengaktifan kembali skuadron pemburu kapal selam ini mengingatkan
kembali pada kekuatan armada helikopter anti-kapal selam Indonesia yang
sangat ditakuti di era 60-an.
"AS-565 MBe Panther adalah jenis helikopter ringan/medium anti-kapal
selam yang paling canggih. Dengan persenjataan anti-kapal selam (anti-submarine warfare/ASW)
canggih, Panther yang satu ini bisa dioperasikan dari kapal perang
jenis korvet atau fregat kecil," kata Philippe Monteux, Kepala Airbus
Wilayah South East Asia & Pacific.
Tidak ada tanggal pasti kapan skuadron ini mulai aktif, tetapi menurut sumber dalam TNI AL, dikutip IHS Jane, "Skuadron ini akan beroperasi begitu Panther pertama diterima TNI AL".
Sehingga, kemungkinan skuadron ini akan mulai aktif paling cepat
tahun depan, mengingat ke-11 helikopter AS-565 MBe sudah rampung dikirim
pada akhir 2017.
Untuk markasnya, Skuadron Udara 100 akan ditempatkan di Pangkalan AL
di Juanda, Surabaya. "Kami ingin memastikan bahwa kemampuan tempur kami
sejalan dengan platform baru dan sistem senjata yang kita terima," kata
Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana TNI Ade Supandi dalam sebuah
wawancara pada 17 Juni.
Helikopter anti-kapal selam andalan militer Indonesia ini akan
dioperasikan dari kapal perang kelas korvet seperti PKR SIGMA 10415 dan
KRI Bung Tomo.
Nantinya, helikopter AS-565 MBe Panther Indonesia ini akan dilengkapi dengan Helicopter Long-Range Active Sonar (HELRAS) dipping sonar DS-100 dan torpedo-launching system Mk 46 atau Whitehead A.244/S.
DS-100 mampu beroperasi di kedalaman sampai 500 meter dan dirancang
untuk tugas pengawasan dan pencarian di bawah air jangka panjang.
Sonar ini juga punya fitur untuk pendeteksian kembali, melakukan
lokalisasi sasaran dan pengiriman senjata melawan kapal selam di
perairan dalam dan dangkal.
(Sumber: thediplomat.com)